Minggu, 16 September 2012

Pengalaman Sex dengan Lina Kekasihku

Kutuliskan kisah ini untuk kenangan manis pada Lina yang sampai saat ini pun masih tetap kusayangi. Kisah ini asli kisah nyata yang kualami sendiri dan bukan karangan atau fiksi. Sekali lagi, bukan karangan atau rekaan hasil fantasi ataupun khayalan, melainkan kutuliskan dan kurangkaikan kata demi kata berdasarkan apa yang kualami bersamanya dan kucatat dalam diary ku sendiri. Namaku Richard (nama asliku, lengkapnya Richard Victorianus SomaWijaya), seorang pria biasa2 saja, karyawan sebuah Biro Perjalanan di Jakarta. Waktu itu tahun 1992 (sudah 13 tahun lewat kan?) dan aku sedang bersantai di salah satu hotel dibilangan Semanggi, memanfaatkan jatah menginapku di hotel tsb yang belum ku pakai. Petang hari sehabis makan malam aku duduk2 sendirian menikmati suasana santai di coffee shop. Seorang gadis kulihat sedang duduk sendirian ditemani segelas coca cola, sambil sebentar2 melihat jamnya dan berkali2 menengok kearah entrance. Rupanya dia sedang menunggu seseorang, pikirku. Wajahnya cantik manis menawan, rambut sebahu, bibir sensual dengan blouse/kaus hitam leher bentuk V yang rendah dan ketat berlengan panjang tigaperempat dan dibalut celana jeans ketat.Kulitnya sawo matang, tapi manis sekali. Kulihat dadanya cukup berisi meski tidak terlalu besar. Sekian lama kuperhatikan (dia pun kadang melirik melihatku) aku rasanya naksir juga deh. She is a good looking young lady. Hampir satu jam lewat, dan tak lama kemudian kulihat dia memanggil waiter untuk membayar minumannya. Rupanya dia sudah akan beranjak pergi, barangkali kesal karena yang ditunggunya tak jadi datang. Sayang benar kalau tak sempat berkenalan, pikirku. Maka aku segera ambil inisiatif menghampirinya dan menyapanya dengan sopan :” Malam, non, boleh kenalan?” tanyaku. Dia tersenyum dan menjawab “ Kenapa enggak? Boleh aja dong” Kuulurkan tanganku sambil menyebut namaku “Richard”. Dia menyambutnya dan berkata “ Lina, nama lengkapku Marlina.” (Lina adalah juga nama aslinya). Lalu kuberkata “Makasih mau kenalan, tapi kayanya Lina sedang nunggu seseorang ya?” tanyaku. “ Iya kak (dia menyapaku kakak), janjian sama teman, katanya mau ketemu disini, tapi dia bohong ditunggu2 nggak muncul tuh. Cowo brengsek, bikin kesal aja.” katanya agak cemberut. “ Ya udah, ga usah kecewa, kalu gak keberatan aku temani ya, atau mau buru2 pulang ya? “ tanyaku. “Enggak juga kok, Lina sih lagi enggak ada acara, senang juga kalu kita bisa ngobrol2” katanya menyambut tawaranku.
Setelah membayar minumannya, Lina pindah duduk dimejaku. Kita ngobrol kesana kemari layaknya orang yang baru kenalan. “Papa Lina orang Ambon, dan mama Menado, tapi sudah meninggal. Aku tinggal dengan papa dan isteri barunya, orang Sunda. Tapi aku nggak cocok dengan nya dan sering ribut.Maka aku udah nggak betah dan sekarang udah 2 minggu aku tidur ditempat kost teman di Cikini, dibelakang Sofyan Htl. Kak Richard kayanya baik deh, Lina senang kalu punya kakak seperti kak Richard. Lina nggak punya kakak laki2, kakak beradik Lina semua 5 orang cewe semua” katanya.”Kakak Lina namanya Lenny tinggal di Helmond, kota kecil di Belanda sama suaminya org bule, dan satu adik Lina namanya Dewi.Adik Lina yang di Jkt yaitu Yanti yg udah merit, dan Merry yg masih kecil, baru 14 thn”. Kita terus ngobrol dan suasana makin hangat dan akrab menyenangkan. Lina rupanya sudah melupakan kekesalannya soal temannya yang tidak memenuhi janji. “Eh, ngomong2 Lina udah makan malam belum? Ini kan udah jam setengah sembilan malam” tanyaku. “Lina nggak lapar kok.” sahutnya. Lalu aku usulkan “Gimana kalu kita pesan makanan, apa aja buat teman ngobrol.”tanyaku lagi. “Tapi ini kan udah malem disini band dan penyanyi udah mulai ribut, ga enak juga ngobrolnya kak. Berisik” katanya. “Kalau gitu kita pindah tempat ya, keluar cari rumah makan yang enak” kataku. Dia diam saja ga menjawab… “OK,” kataku,” gimana kalu kita ngobrol dikamarku aja, kita pesan makanan. Minuman kan ada di lemari es dikamar” ujarku sambil berdoa, mudah2an dia mau. Soalnya aku rasanya udah ga sabar pingin lebih intim lagi dengannya. Eh.. rupanya Lina menyambutnya dengan baik “Iya kak, males juga kalu pergi keluar lagi ya. OK deh, kita ngobrol dikamar kak Richard aja, biar bisa lebih santai lagi” katanya. Maka setelah aku membayar minuman, kubimbing dia naik lift sampai di lantai 5, terus kekamarku, kamar 503” . “Wah, enak kamarnya kak, bednya besar juga ya.”katanya. “Sekarang kita pesan makan dulu deh, supaya cepat diantar. Lina mau apa? Aku sih mau pesan Lamb Chop sama Bintang dingin “ kataku. “ Emmm, apa ya?” gumamnya. “Lina pengen pesan melon juice aja kak, dan kalu boleh sama spaghetti saus bolognaise. Lina suka banget” katanya. Maka aku langsung tilpon room service pesan makanan” “Kak, Lina kekamar mandi sebentar ya.. pengen pipis,” katanya. Aku mengangguk sambil berjalan untuk bantu menyalakan lampu kamar mandi. Setelah selesai, Lina keluar kamar mandi dan menghampiri rak dimana ada tersedia termos electric dengan cangkir2 dan kopi Nescafe + the dan gula. “Lina buatin teh panas ya kak” katanya. Aku mengangguk mengiyakan dan dia menyalakan termos listrik dan tak lama kemudian dua cangkir teh sudah diseduhnya. Sementara itu aku sedang duduk bersandar bantal diatas bed sambil nonton TV. Lina menghampiriku, lalu katanya “ Lina ikutan dong” dan langsung dia meloncat naik tempat tidur dan duduk disebelahku, ambil bantal lalu diganjalkan ke punggungnya. Bau harum body nya langsung menyergap penciumanku, membuat penisku mulai bangun terangsang. Kupegang tangannya dan kucium punggung tangannya dengan lembut. Lina tersenyum dan mendekat kemukaku lalu mencium pipiku. Tiba2 dia berkata “ Kak Richard sayang nggak sama Lina?” tanyanya. Aku tiba2 bingung juga dengan pertanyaan itu karena baru beberapa menit kenalan, tapi dalam hatiku aku suka juga pada perempuan ini. Aku mengangguk pelan sambil tersenyum. “ Yang Lina butuhkan adalah kasih sayang kak. Lina ga butuh apa2 dari kak Richard, asal kakak sayang sama aku.” sambungnya. “Kak Richard juga suka sama Lina, dan rasanya kita akan bisa terus bersama deh.” kataku. Lina berkata lagi “ Janji ya kak, Lina akan jadi kekasih kak Richard, dan Lina juga sayang sama kak Richard “ katanya. “Tapi,Lina merasa ga pantes deh sama kak Richard dan belum tentu kak Richard mau sama Lina. Lina merasa kotor, selama ini main sex bebas. Tapi biar gimanapun Lina bukan cewe bisnis lho,” katanya dengan suara meninggi.”Tapi, pokoknya sekarang Lina mau jadi milik kakak, dan Lina janji ga akan sama cowo lain lagi. Lina udah mantep sama kak Richard aja” sambungnya. Kali ini Lina sudah bangkit lalu duduk menunggangi tubuhku yang setengah berbaring, sambil bibirnya yang basah langsung melumat bibirku yang tentu saja kusambut dengan semangat. Kubalas isapan bibirnya dan kukulum lembut lidahnya yang menggairahkan. Hembusan napas yang keluar dari hidungnya terasa harum nikmat merangsang.Tentu saja membuat kontolku menegang habis2an sehingga kelihatan menonjol dari celanaku. Rupanya Lina juga merasakannya, lalu katanya “ kontol Kak Richard udah ngaceng ya. . .…hi..hi..hi..” yang langsung kubalas “ Memek Lina juga pasti udah basah deh… yakin” kataku. Badanku mulai terasa kepanasan, meskipun dari AC menghembus udara sejuk. Tiba2 bel pintu berbunyi, room boy mengantarkan makanan pesanan kita. Aku bangkit membukakan pintu sementara Lina merapikan duduknya. Setelah makanan tersaji dimeja, aku berkata “ Lin, kita makan dulu ya, kalu dingin kan engga enak nanti.” Lina mengangguk sambil berkata “Kakak udah lapar lagi ya? Tadi kan katanya udah makan”. “Enggak terlalu sih, tapi kan Lina yang belum makan. Kak Richard temanin deh. Laginya, Lamb Chop ini kan engga terlalu berat, dan kalu ditambah bir bintang akan cukup berkhasiat untuk nanti” kataku. Lina tersenyum sambil berkata “ Emang kak Richard nanti mau ngapain sih?” ..”Ah enggak ngapa2in. Tapi kayanya Lina cerdas juga deh, udah bisa nebak” jawabku yang dibalasnya dengan senyuman nakal. “sekarang, sebelum makan Lina mau buka baju dulu ………panas” gumamnya pada diri sendiri sambil berjalan kekamar mandi. Begitu keluar dari kamar mandi gairah kelaki2anku terusik lagi dan langsung melonjak melihat pemandangan yang begitu mempesona menggairahkan kalbu. Lina hanya mengenakan BH dan cd model thong warna hitam yang sangat minim dan handuk ditenteng ditangannya. Bodynya …. alamak, luar biasa lekuk 2 tubuhnya dgn pinggul/ pantat yang indah padat berisi.Lina langsung duduk dikursi menghadapi meja makanan, terus handuk yang dipegangnya disampirkan menutup punggungnya untuk menahan hembusan angin AC dari belakang. “Wah,sekarang kak Richard yang ikut kegerahan liat Lina begitu” kataku sambil bangkit lalu kulepas baju dan celanaku dan kugantungkan ditempatnya. Lalu aku kekamar mandi, pengen pipis, terus ku cuci kontolku dengan sabun. Habis itu aku keluar kamar mandi dengan bertelanjang bulat menghampiri Lina. Lina langsung membelalak melihat kontolku yang menegang hebat sehingga terlihat bentuknya yang agak bengkok keatas. “Wooow,” serunya sambil meraih batang kontolku. “kontol kak Richard cakep deh, keren,bengkok lagi dan udah disunat …..Iiiihh, Lina suka banget.Jembutnya keriting, lagi. . .Lina mau yang ini duluan aah. . . .Lina pengen isep2 dulu ya kak” katanya sambil langsung membungkuk mendekatkan mulutnya ke penisku dan mengisapnya dengan gairah. Tangannya yang satu kebawah dan menggenggam memainkan bola2 buah zakarku yang bulat berisi dengan lembut dan hangat. Sebenarnya ukuran penisku tidak istimewa, sedang2 aja, cuma sekitar 12-13 cm dan memang agak melengkung keatas seperti pisang, tapi kepalanya agak gedean dan sepanjang batang penisku ditumbuhi bulu jembut. “Aaaah… oooh… ooooh… udah dulu dong,sayang. kita kan mau makan. Entar muncrat dimulut lho.” kataku sambil mengambil handuk dari punggung Lina dan mengenakannya ke pinggangku.Lina melepaskan kontolku sambil berkata “ Ok, kita makan dulu ya, kayanya spaghettinya menggairahkan juga kak”. Lalu kita berdua menikmati makan malam sambil saling memandang mesra.”Lina tadinya bayangin kontol kak Richard nggak disunat. Kak Richard kan Chinese, biasanya orang Chinese kontolnya kan enggak disunat” Katanya, dan aku Cuma tersenyum saja. Lina hanya makan separuhnya, “untuk nanti lagi ah,sekarang Lina udah kenyang. Lina mau makan pisang aja kak,” katanya sambil senyum2 dan menarik tanganku. “Entar dulu dong, say, aku mau cuci tangan dulu, kan belepotan abis pegang daging.Mau sikat gigi dulu, supaya nggak bau kambing” kataku sambil kekamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi kulihat Lina sudah terlentang ditempat tidur. Dia tersenyum manis dan berkata “ Kak, tolong lepasin dulu kaitan BH Lina dong”. Aku langsung meraih kaitan BH nya dan dgn sekejap nampak dua buah mangga mengkel yang menggairahkan, putingnya merah dadu kecoklatan. Tanpa bertanya lagi cd thong nya langsung kutarik kebawah sehingga sekarang Lina sudah bertelanjang bulat bugil tanpa sehelai benangpun. Jembut Lina ternyata cuma sedikiiit sekali. Hanya sejemput kecil kira2 selebar bulatan coin 100 rp, cuma tumbuh diatas clitorisnya.Tapi clitnya ini…man..keliatan agak nongol keluar memerah..cantik banar. Secara keseluruhan, memek Lina nampak sangat indah,bentuknya simetris warna pink kemerah2an, bersih dan mungil, tak ada bibir dalam yang menggelambir seperti jengger ayam.Rapiii sekali dan cantik, membuat aku tak sabar ingin menjilat dan menghisap basahnya. Aku langsung menindih badan Lina yang terlentang menantang dan memagut mulutnya dengan bibir yang basah merekah. Lamaaaa sekali kami saling berpagutan dan ber kulum2an lidah. Habis itu aku berpindah ke putting susunya bergantian sambil tanganku meremas buah mangga mengkel itu dengan lembut tapi keras. Lina sudah menggelinjang2 sambil mengangkat2 pantatnya dengan mata setengah terpejam.Lalu aku ganti mulai mencium keteknya yang ada sdikit bulu2 halus.HHmmm, bau aroma keringat di keteknya terasa sedikit asem menyengat tapi nikmat sekali dan bagiku terasa harum merangsang. Luar biasa perempuan ini, pikirku. Semua bagian tubuhnya nikmat dan wangi. Tapi aku belum merasakan memeknya…tiba2 Lina berbisik pelan ditelingaku “Kak, kontolnya jangan dimasukin dulu ya, memek Lina pengen dijilatin dulu. Jilat itilnya ya, kak Richard mau kan?” katanya. “Ya udah, sayang, aku ismekin kamu sekarang” kataku sambil mengangkat kedua belah kaki Lina keatas. Sementara itu kedua tangan Lina menarik kedua belah bibir memeknya kesamping kiri dan kanan, shg. memeknya menganga lebar berwarna merah, lubang pipis dan lubang perempuan nya terlihat jelas. Tak kusangka kedua bibir kecilnya begitu cantik, tipis, rapi, dan simetris kiri dan kanan, mulai dari atas, dari clitoris terus merekah kebawah seperti sayap. Kulihat lendir basah dibagian bawah memeknya dan basahnya meleleh terus sampai ke lobang anusnya. Kudekatkan hidungku dan kutarik napas dalam2 ingin merasakan bau aroma memeknya.Tapi aku agak kecewa karena ternyata memek Lina sama sekalu tidak berbau apa2,tidak seperti yang kubayangkan akan berbau sengar2 apek enak bercampur bau keringat dan bau pipis, bau perempuan pada umumnya. Luar biasa benar perempuan ini, pikirku. Barangkali tadi abis pipis dia cebokin bersih2. Kumasukkan jari tengahku kelobangnya, lalu kudekatkan jariku yang belepotan lendir itu kehidungku...tak ada berbau sama sekali. Heran aku..Lalu pelan2 kujulurkan lidahku menyapu bagian dalam daging memeknya, mulai dari bawah, dari lobang perempuannya, terus naik keatas, berhenti ditengah2 dan kumain2kan lidahku di lobang pipisnya. Lendirnya terasa asin2 gurih dilidahku. Terus naik lagi sehingga mencapai itilnya. Kujilat2 itilnya dengan gerakan lidah berputar, yang membuatnya menggelinjang dan merintih2 sambil menggumam “jilat terus itilnya kak,…itilnya kak,…itilnya kak…” katanya terus berulang2. Sekarang aku mengulum seluruh itilnya dan menghisap2nya dengan lembut dan mantap. Tak lama kemudian dia bergumam dengan suara ditenggorokan “aduh…aduh..Lina mau keluar deh,..aduh..ampun kak… aku mau keluar deh …aku keluar…aaaagh…aaaagh…eeerrrgh. . . gila kak Richard . ampuuun . . …eeerrrgh…. . ooohh.. keluar ..itilku . . ..eeegh..eeegh.. suaranya keras sekali memenuhi ruangan kamar hotel yang hening dan badannya bergetar tak terkendali serta pantatnya meng angkat2 dengan cepat. Lina mencapai orgasme dengan sangat nikmat dan lepas, badannya berlelehan keringat. Akhirnya gerakan nya mereda dan pelan2 mulai tenang, lalu diam tergolek lemas dengan bibir tersungging senyuman kepuasan. Ternyata waktu tadi orgasme Lina rupanya squirting juga, yaitu pipisnya juga keluar sedikit dan terasa basahnya.”Kak Richard hebat ismeknya. . . dan kontol kakak bisa tahan nggak keluar deh.Lina jadi makin saying aja sama kak Richard,” katanya sambil menarik lenganku ingin memelukku. “ Lagi ya kak, Lina kan belum ngen-sze kak, belum pake kontol” katanya (ngen-sze artinya ngentot/bersetubuh) sambil menggenggam batang kontolku yang masih keras. Sebenarnya aku capai dan pegal juga menahan kontolku agar tidak keluar, tapi aku paksakan tahan dan berusaha agar tidak kalah dengan Lina. Maka aku bangkit dan berjalan kekamar mandi untuk pipis dan menyiram kontolku dengan air dingin agar mengurangi ketegangannya, karena kupikir pertempuran akan berlanjut lebih seru lagi. Kemudian aku kembali berbaring disebelah Lina yang sedang terlentang berkeringat. “Kak, cium dong, “katanya. Kukecup kening Lina dengan manis, tapi Lina dengan cepat sudah menyambar bibirku dengan pagutan bibirnya, dan berkulum2an lagilah kita. “Kak, Lina mau ismek lagi dong,” katanya “abis itu kak Richard boleh masuk deh, kasian kak Richard nahan terus.” Aku tak menjawab, hanya mengangguk dan bergerak kearah bawah. Lina langsung mengangkangkan kakinya dan kedua tangannya merekahkan kedua belah bibir vaginanya sehingga terbuka lebar siap di ismek. Kali ini dengan kedua ibu jariku kutarik kulit pembungkus itilnya pelan2 keatas, sehingga sekarang tampak kelentit inti keperempuanan Lina terbuka dan menyembul sebesar butiran kacang hijau tapi berwarna dadu pucat ke putih2an. Lina merintih sambil berkata “ Iya kak, disitu itu itil Lina.Jilat itilnya kak, jilat terus itilnya” Kutempelkan lidahku pada kacangnya dan perlahan2 kumainkan lidahku. Tapi Lina malahan berkata “ Lebih keras dong, jilatnya” Kutekan lidahku lebih keras dan kugerakkan lebih cepat.”Iya, gitu kak, enak kak, enak...terus kak.” katanya ..”Ooogh..ooogh..terus kak” sampai dia kembali mencapai orgasme. Tiba2 Lina berseru “ Pake kontol kak,cepet masukin kontol…masukin kontol, gila .. . enak . . kaaak, cepaaat” teriaknya setengah menjerit. Secepat kilat kumelompat naik keatas tubuh Lina yang terlentang menganga dan langsung ku hunjamkan batang kontolku yang keras menegang ke lobang perempuan nya Lina.. Oooh…ooogh.. pantatku mulai bergerak perlahan naik turun memompa memek Lina. Tiba2 Lina merintih2 dan kali ini mulai mengeluarkan suara menjerit, rupanya orgasmenya kali ini lebih hebat. Histeris dia, dengan gerakan badan yang tak terkendali. Aku menghentikan gerakan naik turun pantatku, sekarang aku hanya menekan kontolku sekuat tenaga dan sedalam mungkin kedalam memeknya sampai terasa “mentok”. Terasa denyutan dalam memek Lina bagaikan meremas2 kepala kontolku...oooh, nikmatnya. Aku masih bisa bertahan, tidak sampai keluar. Kali ini Lina orgasme dengan luar biasa, tenaganya pun luar biasa sehingga badanku ikut terangkat2 mengikuti gerakan histerisnya badan Lina. Setelah beberapa saat gerakan badan Lina mulai reda, dia berkata “ Kak Richard hebat..gila, kontolnya kuat banget sih, sekarang masukin dari belakang ya kak,..doggy style gaya kontol kawin,” katanya. Jadi kucabut pelan2 kontolku dari lobang memek Lina, dan seketika itu juga Lina bangkit dan menungging bertumpi pada lututnya ditepian tempat tidur, kakinya mengangkang dan kepalanya diletakkannya diatas kasur dengan muka menghadap kesamping. Lalu pantatnya mulai diangkatnya menjungkit tinggi, sehingga memeknya lebih terbuka. Pada posisi itu aku berdiri dilantai disamping tempat tidur dan mendekatkan kontolku yang masih sangat tegang keras ke lobang memek Lina dan perlahan2 kutusukkan sampai masuk seluruhnya. Telapak tangan kakan ku kutekankan kepunggungnya membuat badan Lina bagian atas lebih tertekan kepermukaan kasur dan pantatnya lebih terjungkit keatas, dan tangan kiri ku merogoh kebawah mencapai itilnya. Lina seperti benar2 pada posisi tidak berdaya dan tak dapat bergerak, sehingga “seolah2” berada dibawah kekuasaanku yang sedang memperkosanya dari belakang. Kugerakkan pantatku maju mundur memompa kontolku keluar masuk lobang memek Lina sambil jari tengahku menggelitik itil Lina yang mengeras. Lina merintih2,mengerang dan akhirnya berteriak :” Ampun kak, Lina ngga kuat..ampun kak.. aduh..gila kau..kontol..kontol..enak.. Lina keluar kak... terus kak.. enak kak..kontolnya enak.. aduh..aduhh.. Lina keluar.. oooogh.. hegh.. gheeeh.. aaghhh...ooohh..ooog h..ooohh ..ooohh.. enak kak.” Lina berteriak2 lepas tak keruan dan mengoceh dengan suara menjerit tertahan dikerongkongannya. Akupun pada saat itu sudah tak kuasa menahan pejuku lagi, dan ..”Lina ,aduh..kontolku..Lina..ga kuat..gila kamu.. kontolku kejepiiit . . .aku keluar juga . . keluar . . .keluaaar . . ampun Lin . . ampun” kataku. Sampai akhirnya ku genjotkan dan ku pompakan kontolku habis2an dan akhirnya kusemburkan peju ku se habis2 nya kedalam memek Lina. Saat itu kami benar2 mengalami keluar / orgasme dengan bersamaan.. nikmaaat sekali..luar biasa. Lina akhirnya lunglai dan tertelungkup ditempat tidur. Akupun jadi tertelungkup diatas punggung Lina dengan kontol yang masih menancap dimemeknya. Kucium dan ku gigit2 kecil punggung Lina yang basah bermandi keringat. Lina masih mengerang2 pelan, karena orgasmenya masih berlanjut, meskipun tidak sehebat tadi tapi kepala kontol ku terasa bagai di remas2 didalam memeknya. Akhirnya ku cabut pelan2 kontolku yang sudah mulai lemas, lalu sebagai tanda terimakasihku pada Lina, kurenggangkan belahan pantatnya dan kuberi dia servis jilatan lubang anus, (bergantian ke lubang memek) yang membuatnya sangat nikmat dan sekaligus sangat tersanjung karena aku mau menjilat bagian tubuhnya yang umumnya dianggap kotor karena tempat keluar kotoran.Benar2 ku ceboki Lina dengan lidahku sampai bersih. Demikianlah permainan cinta kami, dan setelah itu kamu berbaring berdampingan, lalu beristirahat dengan saling perpelukan, aku berbaring terlentang dan Lina memiringkan badannya kearahku dan meletakkan kepalanya dengan manja di dadaku sambil tangan dan kakinya memeluk badanku bagai sedang memeluk guling, sampai kami sama2 tertidur pulas. Saat aku terbangun karena ingin pipis kulihat jam sudah mendekati jam 12 malam. Kubangunkan Lina, karena akupun merasa agak lapar. Lina bangun menggeliat dan beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan lendir2 yang mulai mongering, lalu kita makan sisa yang tadi belum habis. Selesai makan Lina membuat the hangat dan aku duduk di sofa. Lina dengan manjanya naik dan duduk di pangkuanku, lengannya dilingkarkan kebelakang kepalaku dan mulai mencium / mengulum bibirku. “ Kak, Lina pengen di en-sze lagi” katanya..”ayo dong..kak” sambungnya sambil turun dari pangkuanku terus berlutut didepanku dan meraih kontolku yang masih setengah tidur, lalu dimasukkannya ke mulutnya. Diisap2nya kepala kontolku sampai bangun kembali dengan gagahnya, sehingga nampak bentuknya yang bengkok memperlihatkan urat2 yang menonjol. Sekali lagi Lina menjilat2 batang kontolku lalu kebawah, mengulum / mengemut biji buah zakarku sehingga terasa hangat dimulutnya. Kugendong perempuan ini lalu kubaringkan ditempat tidur, lalu aku menaiki tubuhnya dan mengisap2 putting payudaranya yang mulai mengeras secara bergantian. “Kak, sekarang gantian ya, kak Richard kan udah cape dari tadi melayani Lina. Sekarang Lina mau diatas, kak Richard tinggal telentang aja ya sayang” katanya. Aku mengangguk, dan langsung kita berganti posisi. Aku berbaring telentang dan 2 bantal kuganjalkan di punggung dan kepalaku. Lina langsung menaiki badanku dan dengan tangannya dia pegang batang kontolku dan mengarahkannya ke lobangnya. Bless, kontolku langsung masuk ketika Lina menduduki badanku. Lina mulai menggoyangkan badannya naik turun pelan2, lalu menyorongkan buah dadanya sebelah kiri kemulutku. “Isep kak, isep tete Lina kak,” katanya sambil terus bergoyang. Langsung kutangkap puting buah dada Lina yang mengeras dengan mulutku dan ku isep2 agak kuat sambil kedua tanganku kebelakang membelai2 dan memijat2 bulatan pantat Lina yang penuh berisi. Gerakannya makin cepat dan kemudian ditariknya tete kirinya yang sedang ku isep2 dari mulutku lalu disorongkannya tete yang sebelah kanan untuk ku isep bergantian. Begitulah terus permainan yang kami lakukan, dan tak lama kemudian Lina melonjak2 histeris sambil mengerang setengah menjerit, dan akhirnya menekankan memeknya kuat2 sampai kontolku mentok, tangannya memeluk pundakku sangat kuat sampai kukunya melukai punggungku. Orgasmelah dia dengan sangat hebat. Kali ini aku merasa agak aneh, kok cairan Lina banyak sekali mengalir hangat ke pahaku. Aku berdiam tak bergerak sampai Lina tenang dan orgasmenya selesai dan mereda. Ketika kami bangkit , kulihat seprei pun basah...ternyata bersamaan waktu orgasme tadi , saking hebatnya, Lina benar2 squirting, mengeluarkan air seni atau ngompol,lebih banyak dari yang tadi sehingga cukup basah. “Maaf kak, tadi Lina nggak sadar waktu keluar, pipis Lina ikut keluar dikit, engga ketahan kak” katanya. Aku hanya tersenyum sambil memeluknya mesra. “Ga apa2 kok, itu biasa Lin,kamu kan perempuan . . . perempuanku” bisikku. Akhirnya malam itu kami benar2 puas dan dengan bertelanjang bulat kami berdua menyusup kebawah selimut untuk melanjutkan tidur karena jam sudah menunjukkan jam setengah dua malam. Keesokan harinya kami bangun kira jam 8 pagi, Lina yang masih pulas dibawah selimut kubangunkan. Kubuka selimutnya dan kurekahkan memeknya yang masih mengatup dan kucium2 lalu kujilat. Wah..kali ini baru aku merasakan bau perempuan yang asli dari memek Lina, karena pagi2 belum dicuci atau di ceboknya memeknya itu. Bau memek seperti inilah yang sangat kusuka, dan tak puas2nya kujilati dan ku isep2 sampai Lina terbangun. “Iiih, kak Richard jorok,” katanya. “Lina kan belum cuci, memek Lina masih bau udah dijilatin” sambungnya. “ Engga sayang, kak Richard suka banget kok, bau memek kamu enak sekali dan kalo bangun tidur seprti ini rasanya lebih ‘tasty’dan lebih harum” kataku. “Iiih ..dasar jorok” katanya sambil tersenyum. “Udah ah, Lina pengen pipis dulu” katanya. “Ok deh, kita kekamar mandi sekalian mandi bareng ya” kataku. “Lin,” kataku lagi “kamu udah pernah ngerasain pipis enak belum” Dia memandangku bingung “Pipis enak? Apaan sih kak?” tanyanya. “Bilang aja, mau atau engga, gitu. Kalu mau, kak Richard kasih tau” kataku. Dia mengangguk “Iya deh,kak, mau, mau,” katanya. Lalu kuangkat Lina dan kusuruh naik ke meja batu disamping wastafel. Kemudian kataku “Lina jongkok diatas , lalu sambil Lina pipis kak Richard jilatin itilnya ya” kataku “Iiih ngga mau kak... nanti pipis Lina kena muka kak Richard, kan Lina kurang ajar kalu ngencingin kakak”. “Udah, ngga apa2. Pokoknya nurut aja,” perintahku. Akhirnya karena dia sudah tak tahan maka keluarlah pipis nya dengan derasnya. Langsung kudekatkan mukaku ke memeknya yang sedang pipis sambil menutup mataku supaya air seni Lina tidak masuk ke mataku. Kujilati dengan cepat itilnya sambil air seninya terus mengalir. “Aduuh...kak..aduh.. Lina ngompol. . . ampun kak” katanya. Rupanya Lina merasa keenakan kujilat2, sampai air pipisnya habis dia masih diam tak bergerak menikmati jilatanku” Lalu aku bangkit dan kuusap mukaku yang basah dan .. ”Udah dong,sayang,.. enak engga pipisnya?” tanyaku Lina tersipu dan menjawab “Kak Richard nakal deh, Lina jadi malu udah ngencingin kakak. Tapi bener deh,enak banget kak.Tapi yang paling enak sih di en-sze pake kontol kak Richard. Kak Richard tau aja sih, menyenangkan cewe” katanya. Kemudian kita masuk ke bak mandi dan mandi bersama2. Stelah breakfast aku berkata “Lina, kakRichard antar kamu pulang ya, besok kita kontak lagi deh. Soalnya hari ini kan Minggu, dan aku janji mau ajak anak2 kesini untuk berenang di kolam renang hotel” kataku. “Mamanya anak2 keluar kota belum pulang, tugas meng audit kantor cabang perusahaannya” kataku. Isteriku memang bekerja sebagai manager akunting di perusahaannya. Begitulah, pertemuan pertama dan sekaligus kencan pertama ku dengan Marlina yang sangat sukses dan sangat berkesan bagi kami berdua.

Cindy Bikin Horny

Hai, namaku Rian. Saat ini aku sudah bekerja di sebuah perusahaan swasta yang cukup besar di Bandung. Perusahaan tempat aku bekerja memperbolehkan suami istri bekerja pada kantor yang sama, asalkan beda bagian. Begitulah Dodi, sahabatku. Aku dan Dodi di bagian IT sedangkan istrinya Cindy di bagian keuangan. Aku dan Dodi jadi teman baik sejak proses penerimaan karyawan di perusahaan ini, sebab aku dan Dodi satu angkatan. Sedangkan Cindy beda 1 tahun dibawahku. Ada sesuatu tentang Cindy yang selalu mengganggu tidurku semenjak aku bertemu dengan dia. Saat aku diperkenalkan ke Cindy oleh Dody, aku merasa ada suatu getaran aneh. Rasanya seperti bertemu dengan seseorang yang sudah sangat aku kenal. Aku rasa Cindy pun merasa demikian, sebab saat aku menjabat tangannya, aku dan dia sama-sama terdiam sesaat saling memandang dengan penuh arti. Setelah beberapa saat aku melepas jabatan tangan tadi dengan berat hati, sebenarnya sih aku masih mau megang, tapi gak enak sama Dodi, terlihat cindy pun agak berat melepas jabatan tanganku. Sejak saat itu ada hubungan aneh antara aku, dodi dan cindy. Didepan dodi, aku dan cindy berlaku biasa saja, seperti layaknya kenalan biasa. Tapi disaat aku bertemu dengan cindy berdua secara tak sengaja disela-sela jam kantor, kami berdua jadi akrab sekali. Tak bisa aku lupakan senyumnya yang selalu terkembang saat bertemu aku, dan antusiasmenya menanggapi obrolan denganku. Bahkan kadang-kadang Cindy berlaku agak manja menanggapi candaanku. Aku yakin sekali Cindy merasa kalau aku sangat suka padanya, dan akupun merasa Cindy memiliki perasaan yang sama denganku. Tapi ya apa daya, Cindy kan sudah jadi miliki Dody, sahabatku. Akhirnya aku cuma bisa memendam rasa suka yang aku akui sangat salah. Tapi aku agak kasihan juga sih sama Dody, terlihat kadang-kadang Cindy memaksa Dody "berubah" mengikuti gayaku. Memang sih dody agak ketingalan jaman, jelas beda sama aku yang masih bujangan.
Tapi semua jadi berubah sejak jumat kemarin. Hari jumat itu dody tidak masuk kantor, aku tidak tau kenapa. Sorenya saat jam pulang kantor, turun hujan yang sangat lebat. Aku memang agak terlambat pulang seperti biasa, saat sampai ke lobi, aku melihat Cindy sedang duduk menunggu hujan reda. "Hai Cin, nunggu hujan berhenti ?" tanyaku. "Iya, lebat banget. Mana gak bawa mobil lagi" jawab Cindy. "Dody kemana ?" "Oh dia hari ini izin, ke jakarta sampe hari minggu. Ada keperluan sama keluarganya" "Kok kamu gak ikut ?" "Males" jawab dia singkat sambil tersenyum nakal. Akupun ikutan tersenyum. Dasar... "Ya udah bareng aku aja ya, aku anterin pulang" "Mau sih, tapi sebenernya aku mau ke BIP dulu. Ada yang mau aku beli" kata Cindy dengan tatapan agak memelas. "Ya udah aku anterin juga" "Bener nih mau nganterin ?" tanya Cindy dengan tatapan menyelidik. "Ah kayak sama siapa aja" kataku sambil menarik tangannya agar mengikutiku. He..he..he.. kalau enggak ada dody kadang-kadang aku jadi lupa diri, padahal kalau ada temen yang perhatiin tingkah polah kami berdua bisa gawat kalo beritanya sampe ke telinga dody. Akhirnya aku mengantar Cindy ke BIP. Ternyata dia cari buku yang kata temennya bagus. Sepanjang perjalanan aku dan Cindy sangat akrab. Mungkin kalau diperhatikan seperti sepasang kekasih yang sudah lama tidak pertemu. Maklum biasanya kan ada Dody, jadi harus jaga sikap. Kadang-kadang tanpa sadar tanganku sudah menggandeng tangannya. Biasanya setelah beberapa saat kami berdua sama-sama tersadar dan melepas gandengan sambil saling tersenyum. Apalagi setelah membeli buku Cindy mengajakku melihat-lihat barang di toko-toko lain. Hmm.. rasanya jadi kayak ABG lagi pacaran. Setelah puas jalan-jalan aku mengajak Cindy untuk ngobrol di starbuck yang ada di depan BIP. Aku dan Cindy mengobrol dan bercanda tidak ada henti. Jujur saat itu aku sudah lupa kalau Cindy sudah menjadi istri sahabatku sendiri. Aku lebih merasa Cindy adalah kekasihku yang sudah lama tidak bertemu. Setelah 1 jam mengobrol akhirnya aku mengajak Cindy untuk pulang. Waktu itu aku parkir di basement agak diujung. Sampai di mobil setelah menghidupkan mesin dan AC, aku memandang Cindy yang duduk disebelahku. Tanpa sadar tanganku membelai rambutnya dan berkata. "Cin kamu cantik banget...". Cindy cuma tersenyum lebar memandangku. Cindy memang wanita yang sangat cantik. Kulitnya putih mulus, rambut lurusnya hitam legam sangat terawat, bibir tipis berwarna merah muda walau tanpa lipstik.. hmmm jujur aku sering menghayal untuk mengecup bibir imut itu. Badannya sangat seksi dengan lekuk-lekuk menyerupai gitar, ditambah pantat agak tonggeng dan payudara 34B, walaupun tidak besar tapi membuat keseluruhan tubuh Cindy sangat proposional, tidak kalah dengan model-model yang biasa muncul di majalah pria dewasa. Sering aku merasa sangat cemburu kalau membayangkan dody menggumuli tubuh montok ini. Kemudian tanpa sadar aku mengecup keningnya. Cindy tersenyum makin lebar. Merasa Cindy sangat welcome terhadapku, kemudian aku mengecup bibir Cindy. Cindy secara otomatis menutup matanya, menikmati datangnya bibirku di bibirnya. Gila, rasanya dasyat, mungkin karena aku sudah membayangkan mengecup bibir mungil itu sejak lama. Awalnya aku cuma mengecup kecil bibir Cindy, tapi kemudian aku mulai mengemut bibir bawah Cindy. Cindy pun membalas dengan mengemut bibir atasku. Sungguh aku dan Cindy sudah tidak memperhatikan kalau bisa saja ada orang yang tiba-tiba lewat dekat mobil kami. Sambil mencium Cindy dengan ganas, Tanganku mulai aktif mengelus-elus tubuh Cindy. Dimulai dari punggung kemudian turun kepinggang dan paha Cindy. Tangan Cindy pun mulai aktif mengelus-elus tubuhku. Tapi saat tanganku menyentuh sisi payudaranya, tangan Cindy menekan tanganku untuk meremas payudaranya lebih kencang. Otomatis akupun mulai meremas payudara Cindy dari luar. Cindy mulai melenguh menikmati remasan tanganku di payudaranya. Aku mulai melepas kancing blouse Cindy satu persatu. Setelah empat kancing atas Cindy terbuka aku mulai meremas payudara Cindy di branya. Tapi karena tidak puas, aku mengangkat bra tersebut dan mulai meremas langsung payudara Cindy. Sesekali aku memutar-mutar puting susu Cindy yang agak besar tersebut. Cindy melenguh makin keras. Bahkan kadang-kadang ciumannya terlepas karena Cindy tak mampu menahan nikmatnya remasan tanganku dipayudaranya. Tangan Cindypun mulai berani mengelus-elus penisku dari luar. Merasa posisiku agak kurang nyaman aku nekat menurunkan posisi tempat duduk Cindy menjadi rata sehingga tubuh Cindy terlentang dan pidah ke sisi tempat Cindy duduk. Setelah pindah aku menindih tubuh Cindy dan meneruskan ciumanku. Setelah beberapa lama aku turunkan ciumanku ke pentil payudaranya. Cindy melenguh keras saat aku mengemut pentil besarnya bergantian kiri dan kanan. Tiba-tiba Cindy membuka pahanya sehingga tubuhku bisa tepat diantara selangkangannya. Terasa penisku tepat berada diatas vaginanya. Terasa Cindy mulai menggerak-gerakkan pinggulnya sehinga penisku dan vaginanya saling bergesekan walaupun masih dihalangin celana panjangku dan CDnya. Birahiku pun memuncak dan ikut mengerak-gerakkan pinggulku, menyebabkan gesekan antara vaginanya dan penisku makin hebat. "Cin, cari tempat yang lebih enak yuk" ajakku dengan nafas sedikit ngos-ngosan. "Boleh, tapi dimana ?" tanya Cindy dengan muka merah karena birahi. "Kita buka kamar hotel aja" jawabku "Ayo.." kata Cindy pasrah. Aku segera bangkit dan membereskan pakaianku. Begitu juga Cindy yang payudaranya sudah terbuka lebar akibat perbuatanku. Aku segera mengarahkan mobilku kearah lembang mencari hotel yang enak. Setelah menentukan pilihan aku memesan kamar. Petugas hotel mempersilakkan kami masuk ke kamar walau dengan wajah sedikit curiga. Terang aja curiga, soalnya kami datang untuk menginap dengan pakaian kantor dan tanpa tas yang mungkin menyimpan pakaian layaknya orang menginap dihotel. Sampai dikamar aku segera mengunci pintu, sedangkan Cindy masuk sebentar ke kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, aku memeluk Cindy dari belakang saat dia melepas aksesoris yang menempel ditubuhnya. "Cin, kamu pasti sudah tau dari dulu kalau aku sayang banget sama kamu" bisikku di telinganya. "Aku tau kok mas" jawabnya "Aku juga sayang banget sama kamu. Gak tau kenapa" Lanjut Cindy. Aku membalikkan tubuh Cindy sehingga menghadapku. Kemudian aku memeluknya dengan erat. Cindy pun terasa sangat erat memelukku. Aku melepas pelukkanku dan mulai mencium bibirnya lagi. Cindy membalas ciumanku dengan ganas. Merasa kurang nyaman berciuman sambil berdiri aku mengangkat tubuh Cindy dan merebahkannya di tempat tidur. Akupun menindih tubuh Cindy dan meneruskan ciumanku. Satu persatu aku melepas kancing Cindy hingga lepas. Kemudian aku melepaskan baju dan branya. Cindy membantuku untuk melepaskan baju dan bra dari tubuhnya. Setelah terlepas, aku mengarakan ciumanku ke payudaranya. Bergantian aku mengemut dan memutar-mutar pentil payudaranya. Sesekali aku remas perlahan sampai agak keras. Cindy hanya bisa melenguh pasrah saat aku aktif berkerja merangsang payudaranya. Tangan Cindy mulai melepaskan kancing kemejaku satu persatu. Akhirnya aku lepas saja kemejaku sehingga aku dan Cindy sama-sama bertelanjang dada. Aku meneruskan ciumanku di payudaranya sambil sesekali meremas-remas pantatnya yang bahenol. Tidak puas-puas aku meremas-remas pantat itu. Akhirnya aku membuka kancing roknya dan menurunkan rok dan D Cindy hingga dia telanjang bulat. Selesai menurunkan rok Cindy akupun membuka celanaku hingga akupun telanjang bulat seperti Cindy. Setelah itu aku mencoba membuka paha Cindy dan berusaha mencium vaginanya. "Ah.. mau ngapain" tolak Cindy saat aku mencoba mencium vaginanya. Sepertinya Cindy belum pernah menerima perlakuan seperti itu sebelumnya. "Tenang sayang, percaya deh sama aku" jawabku menenangkan Cindy. Aku berusaha membuka pahanya lagi. Walaupun awalnya Cindy agak menolak tapi kemudian Cindy pasrah mengikuti kemauanku. Kemudian aku mulai mencium vagina Cindy. Tubuhnya sempat terlonjak sesaat. Cindy benar-benar kaget terhadap hal yang baru kali ini dialaminya itu. Tapi kemudian Cindy terbiasa, bahkan melenguh setengah teriak saat aku mulai menjilati klitorisnya. "Ah...ahh..ahh.. aduh mas enak banget" erang Cindy saat aku gencar menjilati klitorisnya. "AKHHH.." teriak Cindy tertahan saat aku menghisap klitorisnya yang tidak terlalu besar itu. Tangan Cindy makin menekan kepalaku untuk terus menghisap dan menjilati klitorisnya. "Akh.. mas enak banget mas..." lenguh Cindy terus menerus. Sesaat kemudian tangan Cindy menarik tubuhku keatas. Aku tahu Cindy sudah tidak tahan agar vaginanya cepat dicoblos oleh penisku. Aku menyejajarkan tubuhku diatas tubuh Cindy dan mulai mengarahkan penisku ke vaginanya. Karena tidak sabar Cindy ikut menarik penisku ke arah vaginanya. Saat penisku menyentuh gerbang vaginanya, terasa sudah sangat basah disana. Cindy sudah benar-benar sangat terangsang. Aku dorong penisku perlahan. Vaginanya terasa masih peret. Ya walaupun sudah tidak perawan karena sudah menikah, tapi Cindy masih dalam hitungan pengantin baru, diapun belum pernah punya anak, sehingga vaginanya masih terasa kuat mencengkram penisku. Aku mulai memaju mundurkan penisku, menimbulkan gesekan-gesekan nikmat antara penisku dengan vaginanya. Aku mulai makin gencar menusukkan penisku ke vaginanya. Cindy hanya melenguh pasrah sambil menutup matanya menikmati penisku mengobok-obok vaginanya. "Terus mas, terus. Gagahi aku mas, aku sudah nunggu dari dulu" ceracau Cindy menikmati tusukan penisku di vaginanya. Kemudian aku mengangkat kedua kaki Cindy kepundakku. Kemudian aku meneruskan tusukanku. Dengan posisi ini aku lebih mudah mengatur irama tusukanku. Kadang-kadang aku tusuk perlahan, tapi kemudian tiba aku tusuk dengan cepat. Kadang-kadang lurus, tapi kemudian aku tusuk sisi-sisi vagina yang bisa terjangkau. Cindy cuma bisa berteriak-teriak keenakan. "Gila.. gila, lagi mas...lagi mas.." lenguhnya keenakan. Kemudian aku bangunkan tubuh Cindy dan merubah posisi sehingga Cindy ada diatas sedang aku terlentang. Mengerti posisi yang aku inginkan Cindy langsung menggerakkan pinggulnya dengan liar sambil tangannya bertumpu pada dadaku. Tanganku yang bebas meremas-remas payudaranya, menambahkan sensasi but Cindy. "Akh...Akh...Akh..." Cindy berteriak agak melengking menikmati gesekan nikmat di kemaluannya. Tiba-tiba tubuh Cindy bergetar, Cindy telah mencapai puncak orgasmenya. Tubuhnya kemudian jatuh ketubuhku. Aku yang belum sampai membalik tubuh Cindy sehingga tubuh Cindy dibawah sedang aku diatas. "Sebentar ya sayang, aku juga dah dikit lagi" kataku ke Cindy yang masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. "Iya mas, terusin aja, masih enak kok" kata Cindy. AKu mulai goyangan dan tusukan penisku ke vaginanya. Cindy masih melayani dengan menggerak-gerakkan pinggulnya walau tidak sehebat sebelumnya. "Cin aku mau keluar nih" kataku. Cindy memelukku erat, Aku mengerti, akupun ingin sekali menumpahkan spermaku ke vagina Cindy. Cret..cret..cret sampai 6 kali aku memuntahkan spermaku ke vagina Cindy. Cindy yang merasa sperma hangat sudah mengalir divaginanya perlahan mengendurkan pelukannya. Akupun bergeser untuk berbaring disebelah Cindy. Kemudian aku dan Cindy pun tertidur kelelahan. Entah berapa lama aku tertidur. Aku terbangun ketika merasa Cindy berbaring diatas dadaku sambil mengelus tubuhku. Akupun mengelus rambutnya yang bagus. "Mas.." kata Cindy. "Ya sayang" jawabku. "Maaf ya pas kita ketemu aku dah nikah..." kata Cindy. "Trus mas," lanjut Cindy "mas bisa cari cara supaya kita bisa bersama selamanya ?" kata Cindy lagi. "Iya sayang, pasti aku cari carnya" jawabku sambil mengelus rambutnya, walau dalam hati merasa sangsi apakah ada cara itu.